Minggu, 31 Oktober 2010

PEKERJAAN SAYA DI LADANG DAN DI RUMAH


             Suksesnya karir seorang suami  dipengaruhi juga oleh dukungan dari seorang istri, ibarat sayap burung yang bisa terbang lepas ke angkasa, itu karena sayapnya sempura, begitu juga dengan pesawat terbang  yang bisa mengelilingi dunia, itupun karena pesawat terbang mempunyai sayap yang sempurna. Begitupun dengan sebuah keluarga yang harmonis, antara suami dan istri saling menopang, ia bisa mengelilingi samudera kehidupan, badai topan  dan badai lautan samudra mampu dilintasi dengan baik. karena sayap keluarga berkibar dengan sempurna antara suami dan istri sejalan seiring dan seirama.

            Misbak  nama seorang lelaki setengah baya yang mengelola dan menunggu Rumah Hutan, ditengah kesunyian hutan  yang terkadang kalau tengah malam gulita suka ada babi hutan yang menghampirinya, atas keberaniannya  ia tetap tabah  dan sabar menunggu di Rumah Hutan, terlebih sekarang sudah 3 tahun  berjalan  pohon-pohon palawija sudah menghasilkan, dari pohon pisang, duren, padi darat, jagung, cabe dan lain-lain, juga ada ternak seperti ayam dan kambing, menambah betah saja pak Misbak menunggu  Rumah Hutan, terlebih seluruh tanaman yang ada di Rumah Hutan adalah miliknya.     
            Ibu Supriah  itulah nama istri pak Misbak yang selalu setia mendampingi di Rumah Hutan, namun rumahnya yang ada di kampung masih dirawat dengan baik,walau terkadang ia harus menginap di Rumah Hutan, karena selama berdirinya Rumah Hutan sang  Suami selalu menginap di Rumah Hutan, yang sudah menjadi Rumah ke duanya.
            Ibu Supriah yang dikaruniai anak 7 (tujuh) orang  ini, kesehariannya mengurusi rumahnya yang ada di kampung dan tiap pagi pergi ke Rumah Hutan, menemani sang suami bekerja, semuan anak-anaknya yang tinggal  5 (lima) orang yang ikut dengan dia, karena yang 2 (dua) orang sudah berumah tangga dan sudah bekerja di Jakarta. Idealnya memang konsep Rumah Hutan ini dihuni oleh satu keluarga yang berkerja full di ladang, namun karena mereka punya rumah di kampung jadi masih  pulang pergi ke kampung dan Rumah Hutan, walaupun sekarang keluarga  Pak Misbak sudah sering tinggal di RH.
            Kampung Ibu Supriah, namanya kampung Serdang jarak dari RH sekitar kurang lebih 3 (tiga) Km, dan kalau  pergi ke RH harus jalan kaki dengan menaiki bukit lembah dan ada sungi kecil yang harus dilintasi, namun karena sudah terbiasa di lewati jarak tempuh bukanlah persoalan buat Ibu Supriah, terlebih sekarang sudah punya harta yang menghampar, ada padi yang sudah menghijau, pohon pisang yang dulu  pernah kena penyakit dan pada mati, kini  sudah mulai tumbuh subur dan menghijau,terlebih sekarang musin hujan,  tanaman sudah tidak kekurangan air dan baru satu minggu habis panen duren, semakin tambah semangat saja untuk bekerja di ladang. Demi kesejahteraan keluarga dan menyongsong masa depan lebih cerah.  (by. Kang Ros)


Dok.bang Ros
Ibu Supriah, yang setia menemani suaminya diladang, sedang membersihkan rumput yang ada di tanaman padi darat, ”sebentar lagi  akan panen sekitar 2 bulan lagi”  katanya sambil tersenyum  (foto di ambil pada tanggal 28/1/2010)





Dok. Bang Ros
Misbak suami bu Supriah yang rajin bekerja di ladang Rumah Hutan, kini tanamannya menjadi subur dan bagus  yang luasnya sekitar + 2 Hektar


Dok. Omah
Ketua LPM Rumah Hutan Rosadi Pribadi, saat mengunjungi beberapa centra pertanian di sekitar Rumah Hutan, kamis, 28/01/10 kini Rumah Hutan bertambah luasnya 1 hektar, yang sebelumnya hanya 2 hektar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar