Pada pertengan bulan November 2009, Ibu Ellah Yulaelawati, M.A, Ph.D, Dirjen Pendidikan Masyarakat Departemen Pendidikan Nasional bersama rombongan mengunjungi Rumah Hutan, kunjungan ke RH adalah dalam rangka pencanangan secara nasional gerakan pemberantasan buta aksara, dalam kesempatan itu harir pula Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten,Bapak Eko Endang Koswara, Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Serang, Drs.H.Hafidi, ZA,MM, A Kosasih Asisten Daerah I Kota Serang dan undangan diantaranya dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Serang, Para Warga Belajar, PKBM-PKBM se Kota Serang, dan beberapa organisasi kemasyarakatan dan pemuda baik dari kecamatan maupun dari Kota Serang.
Pada acara tersebut yang di rancang sangat sederhana dengan jamuan ala Rumah Hutan yaitu jagung bakar, singkong bakar, dan minumnya kelapa muda, ada juga durian, di sampng itu pula beberapa Warga Belajar dari tujuh kelompok, masing-masing kelompok membuat kerajinan berupa kueh-kueh khas kampung Bojong dan Cilandak.
Rombongan dari Departemen Pendidikan Nasinal dan dari Dinas Pendidikan Kota Serang datang ke Rumah Hutan sekitar pukul 10.15, di mana seluruh kendaraan rombongan di parkir di Kampung Cilandak, dari kampung Cilandak rombongan berjalan kaki menju RH, karena lokasi RH tidak bisa masuk mobil, setibanya di lokasi Ibu Dirjen dikalungi selendang merah oleh Panitia, cuaca waktu itu agak mendung tapi tidak turun hujan, sehingga suasana agak sejuk dan segar dengan tiupan angin gunung.
Acara ini dipandu oleh Pak Iip Muhammad Arif sebagai pembawa acara dengan menggunakan pengeras suara yang aliri listrik dari jenset, karena di RH tidak ada listrik, karena memang jauh dari jalan raya, dan memang konsep RH ini hunian tanpa listrik,sehingga kalau malam tiba suasana menjadi hening dan sunyi, hanya suara kicauan burung yang hendak tidur dan pada malam hari ada suara-suara burung, seperti burung hantu dan lain-lain, menambah suasana semakin mencekam dengan kegelapan, namun walaupun demikian jika tiba malam purnama, suasana menjadi lain, bayangan hitam dari pohon-pohon karena gelapnya malam menjadi terang benderang, kalau pada jaman dulu di kampung jika ada terang bulan tiba anak-anak kampung pada main di halaman rumah, berlarian dan sorak sorai suara anak-anak, namun anak-anak sekarang tidak lagi mengenal ada bulan purnama atau tidak biasa saja, karena sejak malam mulai tiba, semua anak-anak sudah dihadapkan dengan pesawat televisi, menonton Sinetron atau lawakan di televisi.
Sambutan yang pertama di berikan kepada kepala Dinas Pendidikan Kota Serang, dalam sambutannya Bapak kepala Dinas Bapak Hafidi mengatakan bahwa: ”Program keaksaraan merupakan program yang harus terus dilaksanakan karena masih banyak rakyat yang masih belum bisa baca tulis, kalau ada anggota Dewan yang mengatakan bahwa program ini adalah program main-main dan tidak penting itu karena mereka belum memahami tentang kondisi masyarakat, yang seharusnya mereka lebih memahami tentang kondisi masyarakat riildi bawah, karena pemelihan anggota dewan sekarang dipilih langsung oleh rakyat”.
Sambutan yang kedua adalah dari Asda I Kota Serang yaitu Bapak A.Kosasih, ia sangat menyambut baik dengan adanya program Rumah Hutan ini, karena program ini sangat membantu terhadap masyarakat, bukan saja terhadap lokasi sekitar, namun menjadi inspirasi buat masyarakat secara luas, dan mengenai kondisi jalan yang menuju Rumah Hutan yaitu Kampung Cilandak beliau mengatakan akan mengalokasikan pada anggaran 2010 untuk dibangun.
Sebelum berlanjut pada sambutan Ibu Dirjen acara diselingi oleh membacaan puisi karya Bapak Liem Oei Ping, yang dibacakan dengan baik oleh Toto S Radik, seorang seniman yang bekerja di Dinas Pariwisata Kota Serang. Puisi yang dibacakan oleh Toto adalah puisi yang berjudul Do’a anak cucu, yang menggambarkan kisah kehidupan masa depan anak bangsa, atas kelestarian kampung halaman. Setelah pembacaan Puisi Ibu Dirjen di ajak ke atas posko dan melihat keadaan Rumah Hutan dari ketinggian, sehingga terlihat sekitar lokasi pegunungan yang mengitari dan pemandangan yang indah dengan pepohonan yang hijau, setelah turun dari Posko barulah Ibu Dirjen dipersilahkan untuk memberikan sambutan.
Dalam sambutannya Ibu Dirjen mengatakan bahwa : ” Program Buta Aksara ini harus terus dilanjutkan karena di Jerman saja yang negaranya maju program semacam ini masih di kerjakan, tentunya buta aksara yang mereka maksud adalah bukan buta aksara seperti di Indonesia yang difokuskan pada masyarakat yang tidak bisa baca dan nulis, melainkan buta aksara tehnologi, dan kalau program Keaksaraan Fungsional setelah habis programnya jangan lantas Warga Belajar ditinggalkan harus terus di bina, karena kalau mereka tidak dibina lagi, maka tidak menutup kemugkinan mereka bisa buta aksara lagi, jagi setelah program Keaksaraan Fungsional berakhir, maka program selanjutnya adalah program Keaksaraan Usaha Mandiri, Keaksaraan Keluarga dan seterusnya.
Setelah Ibu Dirjen memberikan sambutan, acara dilanjutkan dengan menabuh kentongan yang di dampingi oleh yang lainnya dan dilanjutkan penandatangan komitmen tentang Pemberantasan Buta Aksara oleh Ibu Dirjen, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kota serta Asda I Kota Serang dan di ikuti oleh beberapa unsur Muspika kecamatan Taktakan, lalu acara di lanjutkan dengan melihat-lihat hasil kerajinan yang telah dibuat oleh Warga Belajar binaan LPM Rumah Hutan yaitu membuatan Kueh dan kerajinan lainnya seperti pembuatan emping melinjo dan pembuatan atap welit dari daun embulung. Setelah itu acara dilanjutkan dengan makan siang bersama dengan diiringi musik bendrong, cuaca waktu agak terang namun sedikit mendung, setelah makan bersama Ibu Dirjen dan Rombongan meninggalkan acara dengan di dampingi oleh panitia, di tengah perjalanan pulang pak Eko kepala Dinas Pendidikan Provinsi selalu berkelakar, sehingga perjalanan tidak terasa cape dan capat sampai datang ke mobil yang menunggu di kampung Cilandak, ditengah perjalanan pulang hujan gerimis turun, namun tidak terlalu lama.
Pagi Panitia dan pengelola Rumah Hutan acara ini begitu mengesankan dan memberikan dampak bagi lingkungan sekitar,dimana sebelumnya Rumah Hutan pernah dikunjungi oleh bapak Walikota Serang, dan sekarang di kunjungi oleh Ibu Dirjen dari Jakarta, semoga saja Rumah Hutan terus mengibarkan benderanya demi kemajuan Bangsa dan Negara.
Ibu Dirjen pakai topi dan selendang merah,foto bersama dengan bapak Oman Sholihin dan dari pengurus PKBM Permadani saat mengunjungi beberapa Stan karya Warga Belajar binaan PKBM Rumah Hutan
Konsep dasar dari RUMAH HUTAN adalah kemandirian petani agar bisa sejahtera di ladang dan tidak ada ketergantungan terhadap pasar, dengan menanam tanaman multi pangan atau berbagai jenis tanaman, disaat masa tunggu tanaman panen datang dan di sela-sela istirahat setelah seharian bekerja di ladang,para penghuni dan warga sekitar Rumah Hutan kini berkesempatan untuk melatih diri dalam bidang jahit menjahit, walaupun mesin jahitnya baru satu unit, namun secara bergantian mereka belajar cara menjahit dan memotong bahan.
Awalnya mereka begitu kaku dalam mengoprasionalkan mesin jahit, untuk menggerakan rodanya saja agar jalan terlihat masih kaku untuk menggoyangkan kakinya, namun setelah beberapa kali diulang-ulang akhirnya mereka mampu juga mengoperasionalkan mesin jahit secara baik, karena di Rumah Hutan tidak tersedia aliran listrik, sehingga dalam mengoprasionalkan dengan secara manual.
Untuk mendatangkan pelatih, Rumah Hutan mendatangkan pelatih dari Serang, seorang tutor atau pelatih yang biasa mengoprasionalkan mesin jahit, tidak ada buku panduan yang harus dipelajari, hanya tinggal melihat dan mengaplikasikan pada mesin jahit, tidak ada yang sulit kalau mereka mau belajar dan sungguh-sungguh untuk menekuninya. Untuk sementara waktu pelajaran belum pada pola pembuatan baju atau celana, yang baru dipelajari adalah bagaimana cara memotong dan menjahit baju yang sobek.
Rencana Program Rumah Hutan ke depan
Ada rencana program Rumah Hutan setelah hasil panen paliwija melimpah, Rumah Hutan akan menciptakan pasar sendiri baik di lokasi Rumah Hutan maupun membeli/kontrak kios di pasar Rau, sehingga diharapkan mampu menampung hasil bumi dari Rumah Hutan dan sekitarnya, dan bagi Warga belajar akan dilibatkan sebagai usaha mandiri bagi mereka, sesuai dengan Program yang dicanangkan oleh Dinas Pendidikan yaitu yang pertama adalah Program Keaksaraan Dasar yakni bagaimana Warga Belajar bisa membaca menulis dan berhitung, maka program berikutnya adalah Keaksaraan Usaha Mandiri dengan program KUM ini Warga Belajar mampu berwirausaha, dan program selanjutnya adalah Program Keluarga Mandiri, semoga saja segala usaha yang disertai do’a mendapatkan kemudahan dan karidhoan dari yang Maha Kuasa, sehingga bangsa kita akan terlepas dari jeratan kemiskinan dan kebodohan sebagai musuh bersama yang harus diperangi.(by.bang Ros).
Salah seorang peserta didik sedang belajar menjahit, sebagai keterampilan yang dikembangakan di Rumah Hutan, disamping pertanian dan peternakan