Minggu, 31 Oktober 2010

DEBUS



            Kata Debus, mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita, karena seni budaya debus sudah ada sejak jaman dulu, ketika jaman kesultanan Banten, dan kesenian ini sering di tampilkan ketika ada acara-acara  seperti acara perkawinan/hajatan, dan pertunjukan-pertunjukan lainnya biasanya  kalau ada tamu dari luar Banten.
            Beberapa antraksi permainan Debus yang biasa ditampilkan adalah seperti ; membacok tangan, menggorok leher,  menggorek kerupuk di kepala, menggunakan al-Madad, yaitu paku besar yang ditusukan ke perut, menusuk lidah dengan jarum dan lain-lain.
            Permainan Debus ini pernah dipermasalahkan oleh kalangan ulama  di Banten, dan  pernah di fatwakan haram, namun polemik ini tidak berlangsung lama karena ada beberapa permainan yang dibolehkan,  yang diharamkan adalah permainan yang mengandung unsur syirik, yiatu yang mengundang unsr-unsur halus, terlepas dari beberapa  polemik yang terjadi, Debus adalah sebuah permainan yang diciptakan dari akar budaya  bangsa yang kelestarian dan kelangsungannya perlu di pertahankan sebagai asset bangsa.
            Dunia persilatan di Banten  memang tidak asing lagi, hampir di tiap-tiap perkampungan ada perguruan silat dari berbagai aliran, seperti aliran Cimande yang terkenal dengan  TTKKDH, Perguruan silat atau sering disebut peguron seiring dengan perkembangannya, ia berkembang terus menyesuaikan  dengan jaman, hal ini memang karena persilatan terus di pelihara terutama di sekolah-sekolah, perkantoran dan lain-lain, sehingga kebudayaan ini tidak tergerus oleh jaman, seperti persilatan yang tumbuh dan terus berkembang di Banten, diantaranya adalah : Persilatan Terumbu, Macan Guling, Budi Suci, Paku Banten dan lain-lain. Dan dari beberapa organisasi kemayarakatan seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama juga mempunyai perguruan silat tersendiri yaitu kalau di Muhammadiyah di kenal dengan perguruan Tapak Suci dan di Nahdhatul Ulama terkenal dengan perguruan silat Pagar Nusa.     
            Kreatifitas permainan debus sekarang sudah tidak lagi monoton dalam antraksinya, yakni sudah di kaloborasi dengan berbagai tarian seperti tarian rampak beduk diselipkan beberapa antraksi debus seperti memadam api dengan mulut, al-Madad, menusukan jarum besar ke kulit atau ke lidah  dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar