Minggu, 31 Oktober 2010

RUMAH HUTAN TEMPAT FAVORIT BAGI PECINTA SEPEDA GUNUNG


            Menyusuri jalan setapak, terjalnya jalan pegunungan bukanlah pengahalang bagi para pecinta sepeda gunung, sepertinya  semakin banyak tantangan  semakin asik untuk di jelajah  apalagi jalan menuju Rumah Hutan, bukan saja jalannya yang terjal namun jalanya bekas kaki kerbau, sehingga banyak lobang, dan  kalau di lalui oleh sepede terasa di banting-banting namun justru itu lebih  menantang dan menambah enjoy saja dalam bersepeda. Komunitas sepeda ini diikuti dari berbagai kalangan, baik dari kalangan pengusaha, karyawan perusahaan baik perusahaan pemerintah atau swasta, dari kalangan eksekutif bahkan ada juga dari kalangan legislatif dan yudikatif, mamang sepedanya pun bukan sepeda biasa akan tetapi sepeda yang digunakan adalah sepeda yang dirancang khusus untuk naik gunung, jangan tanya harganya berapa yang jelas pasti mahal, namun ukuran mahal dan tidak adalah relatif.
            Hobi bersepeda adalah hobi yang sangat baik untuk kesehatan, terutama untuk pergerakan jantung, dimana pemerintah permah mengkompanyekan naik sepeda untuk kesehatan,  bahkan di Jakarta ada beberapa karyawan kantor  berangkat dan pulang kantor dengan menaiki sepeda, disamping hemat juga sehat. Di Jogjakarta adalah kota yang sangat terkenal dengan sepedanya, dari anak-anak sekolah, karyawan dan umum, hampir menaiki sepeda,namun itu dulu, sekarang sudah tergantikan dengan sepeda motor, yang  lebih cepat gerakannya dan tidak berkeringat ketika di naiki, atau mungkin sepeda motor harganya sudah terjangkau oleh masyarakat luas, sehingga masyarakat cendrung beralih kepada sepeda motor, atau mungkin karena angkutan umum kurang memadai, sering penuh sesak atau juga sering ngetem, sehingga suka terlambat ke tempat tujuan, masih banyak persoalan tentang transfortasi yang ada di kita, sehingga perlu pembenahan di sana sini, terlebih di Kota serang sangat membingungkan  terutama bagi pendatang yang baru pertama kali ke Kota Serang, tidak ada rute yang pasti, sehingga untuk menuju ke tempat jutuan sering di ajak mutar-mutar dulu, dan ini membuat kesal para penumpang, itulah realitas yang di hadapi di Kota Serang.
            Tranfortasi sepeda adalah alternatif untuk mengurangi volusi, dimana  di kota-kota besar tingkat volusinya cukup tinggi, belum lagi dari asap pabrik yang tidak pernah  berhenti mengeluarkan asap, sehingga dunia yang kita rasakan sekarang begitu  panas, hal ini akibat volusi udara yang tidak bisa di bendung, mamasyarakat bersepeda merupakan hal yang sangat positi, namun adakah  masyarakat dan pemerintah mau bersama-sama bersepeda kembali, seperti memutar arah jam, kembali ke tempo dulu, sementara masyarakat semakin modern ?, sulit memang kelihatannya, namun apa salahnya untuk di coba, demi keselamat penghuni dunia terlebih bagi anak-anak yang belum lahir, karena dunia ini adalah titipan bagi generasi  yang akan  datang.



Nampak beberapa pencinta sepeda Gunung sedang istirahat, setelah seharian menjelajah  pegunungan yang ada di sekitar kabupaten dan Kota Serang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar