Minggu, 31 Oktober 2010

KABID PNFI KOTA SERANG KUNJUNGI RUMAH HUTAN


             Minggu 3 Januari 2010, Kepala Bidang program Pendidikan Non Formal dan Informal  Bapak Nursalim beserta Kepala Seksi PNFI bapak Oman Sholihin dan Ibu Yoyo dari PKK Kota serang  mengunjungi Rumah Hutan, didampingi oleh Sekretaris LPm Rumah Hutan yaitu bapak Iip, setibanya di Rumah Hutan  sambil melihat-lihat pemandangan dan pertanian di Rumah Hutan, rombongan beserta pengurus Rumah Hutan yaitu Bapak Liem Oei Ping dan Rosadi  berdiskusi sekitar pengembangan program Rumah Hutan baik telah, sedang dan akan di laksanakan, pak Omen Kasi PNFI mengemukaan bahwa : ” Program Rumah Hutan ke depan harus di desain dengan baik terutama  dalam penataan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di Rumah Hutan, dimana Rumah Hutan nanti harus dijadikan laboratorium alam, sehingga ketika dikunjungi baik oleh anak-anak sekolah atau umum, sudah  tersedia sarana prasarana yang memadai, baik tentang pendidikan pertanian, peternakan, kerajinan, perdagangan  dan lain-lain, sehingga Rumah Hutan menjadi sebuah model pendidikan non Formal yang alami”.
            Ungkapan pak Oman ini langsung di timbal oleh pak Kabid Nursalim :” pak Rosadi...” sambil melihat wajah pak Rosadi ” ia pak Nur” timbal pak Rosadi, lalu ia meneruskan ceritanya ” di Pontang ada rawa-rawa yang terlantar bertahun-tahun tidak di manfaatkan oleh penduduk sekitar, ketika ada orang jawa datang, lalu tempat itu di beli, awalnya rawa-rawa itu dibersihkan, setelah bersih rawa-rawa tersebut ditanami ikan lele awalnya memang kurang begitu baik setelah berjalan  beberapa bulan, hasil panen lelenya jadi baik dan ikannya besar-besar”, pak Kaibid cerita dengan mimik serius  lalu ia meneruskan ceritanya, ” sehingga  penduduk sekitar keheran-heranan, lalu pendduk mencontohhnya, cerita menggambarkan bahwa penduduk itu tidak bisa hanya di cerami dalam  mengelola sesuatu harus di berikan contoh dulu, baru mereka bisa percaya”, sambung  pembicaraannya.
            ” Memang Rumah Hutan ini, memberikan contoh buat para petani disekitar, agar mereka mencontoh bagaimana cara bertani dengan baik, terutama syarat utama adalah bermukim dulu, dengan bermukim  ketika ia termenung lalu tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu dan tiap hari pasti ia akan berfikir tentang tanaman yang ada di sekitar rumahnya”, timbal pak  Iping.
            Diskusi yang tidak mengambil tema khusus itu dan tidak memakai mederator terasa cepat sekali,  karena di dukung oleh udara yang waktu terasa sejuk dengan semilir angin pegunungan. Setelah banyak diskusi tentang Rumah Hutan, terkadang tema diskusi beralih alih ke politik dan kehidupan masyarakat bangsa Indonesia yang banyak kerja ke Luar Negeri. Hari agak sore, langit mulai gelap waktu pukul 16.15 rombongan pak Kabid bergegas pamit untuk pulang, namun pak Iping mencegahnya karena  telah disiapkan makan, walaupun makannya tidak seperti di lestoran besar hanya alakadarnya, dengan sayur dan Ikan asin, telor dan sarden, rasanya nikmat sekali, mungkin karena sudah lapar atau memang kalau di kebon rasanya enak saja. Setelah makan sore, rombonganpun pulang menelusuri jalan setapak menuju kampung Cilandak, karena mobil parkirnya di Kampung Cilandak.








Foto






Nampak Kabid PNFI Bapak Nursalim (kanan) memakai kaos belang. Iip (tengah) memakai topi, Liem  Oei Ping  dan Bu Yoyo memakai kerudung, lagi berdiskusi tentang Program Rumah Hutan   ke depan  dengan segala potensi yang dimiliki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar