Ungkapan pak Oman ini langsung di timbal oleh pak Kabid Nursalim :” pak Rosadi...” sambil melihat wajah pak Rosadi ” ia pak Nur” timbal pak Rosadi, lalu ia meneruskan ceritanya ” di Pontang ada rawa-rawa yang terlantar bertahun-tahun tidak di manfaatkan oleh penduduk sekitar, ketika ada orang jawa datang, lalu tempat itu di beli, awalnya rawa-rawa itu dibersihkan, setelah bersih rawa-rawa tersebut ditanami ikan lele awalnya memang kurang begitu baik setelah berjalan beberapa bulan, hasil panen lelenya jadi baik dan ikannya besar-besar”, pak Kaibid cerita dengan mimik serius lalu ia meneruskan ceritanya, ” sehingga penduduk sekitar keheran-heranan, lalu pendduk mencontohhnya, cerita menggambarkan bahwa penduduk itu tidak bisa hanya di cerami dalam mengelola sesuatu harus di berikan contoh dulu, baru mereka bisa percaya”, sambung pembicaraannya.
” Memang Rumah Hutan ini, memberikan contoh buat para petani disekitar, agar mereka mencontoh bagaimana cara bertani dengan baik, terutama syarat utama adalah bermukim dulu, dengan bermukim ketika ia termenung lalu tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu dan tiap hari pasti ia akan berfikir tentang tanaman yang ada di sekitar rumahnya”, timbal pak Iping.
Diskusi yang tidak mengambil tema khusus itu dan tidak memakai mederator terasa cepat sekali, karena di dukung oleh udara yang waktu terasa sejuk dengan semilir angin pegunungan. Setelah banyak diskusi tentang Rumah Hutan, terkadang tema diskusi beralih alih ke politik dan kehidupan masyarakat bangsa Indonesia yang banyak kerja ke Luar Negeri. Hari agak sore, langit mulai gelap waktu pukul 16.15 rombongan pak Kabid bergegas pamit untuk pulang, namun pak Iping mencegahnya karena telah disiapkan makan, walaupun makannya tidak seperti di lestoran besar hanya alakadarnya, dengan sayur dan Ikan asin, telor dan sarden, rasanya nikmat sekali, mungkin karena sudah lapar atau memang kalau di kebon rasanya enak saja. Setelah makan sore, rombonganpun pulang menelusuri jalan setapak menuju kampung Cilandak, karena mobil parkirnya di Kampung Cilandak.
Foto
Nampak Kabid PNFI Bapak Nursalim (kanan) memakai kaos belang. Iip (tengah) memakai topi, Liem Oei Ping dan Bu Yoyo memakai kerudung, lagi berdiskusi tentang Program Rumah Hutan ke depan dengan segala potensi yang dimiliki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar